- Defenisi
Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid
dalam plasma, yaitu peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan/atau trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah
(Almatsier, 2005). Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu
komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.
- Etiologi
Penyakit
Etiologi dari dislipidemia
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut (Bachri
2004).
- Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita.
Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan
dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan
hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan
hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap
aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar
terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.
- Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun,
begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar
kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah.
Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh
darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
- Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat –
sifat tertentu (spesific – trait) diturunkan secara berpasangan yaitu
kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar
hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena
faktor kelainan genetik.
- Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi
yang dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang
dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada
orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan
kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan
dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL
dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas
ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
- Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat
secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida.
Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan
gliserol ke dalam aliran darah.
- Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok
akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang
dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
- Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.
- Patofisiologi
Dislipidemia
Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat
kolesterol dari hati yang diekstresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di
usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut
lemak eksogen. Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak
bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak
bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid,
sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi
kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid
dan apoloprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus
torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel
menjadi asam lemak bebas free tatty acid (FFA) non-esterified fatty
acid (NEFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali
dijaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak
sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserid
hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi
kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati
(Anonim 2010).
Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein B100. Dalam sirkulasi, triglisirid di VLDL akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), adan VLDL berubah
menjadi IDL yang juga akan mengalamihidrolisis dan berubah menjadi LDL.
Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangkutkolesterol ester kembali ke
hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandungkolesterol. Sebagian
dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya
seperti kelenjar adreal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk
kolesterol– LDL. Sebagian lagi dari kolesterol – LDL akan mengalami oksidasi
dan ditangkap olehreseptor seavebger – A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi
sel busa (foam cell).
Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan
mengalami oksidasidan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan
teroksidasi tergantung darikadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa
keadaan mempengaruhi tingkat oksidasiseperti:
- Meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom
metabolic dan diabetes militus.
- Kadar kolesterol – HDL, makin tinggi kadar HDL
maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Anonim 2010).
Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin
kolesterol yang mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan
disebut HDLnascent. HDL nascent berasal dari usushalus dan hati, mempunyai
bentuk gepeng dan mengandung apoliprotein A1. HDL nascent akan mendekati
makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah
mengambil kolesterol dari makrofag. HDLnesecant berubah menjadi HDL dewasa yang
berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDLnescent , kolesterol
(kolesterol bebas) dibagian dalam dari mikrofag harus dibawa kepermukaan
membran sel mekrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine
triphosphate-binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel
makrofag, kolesterol bebas akan diesterfikasi menjadi
kolesterol ester enzim lecithin choles-trol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya
sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur.
Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
receptor class B type 1 dikenal denganSR-B1. Jalur kedua dari VLDL dan IDL
dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan
demikian fungsi HDL sebagai “penyiap” kolesterol
dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak
langsung melalui VLDL danIDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Anonim
2010).
- Tanda
dan Gejala
Tanda dan gejala dislipidemia tidak terlihat, oleh karena itu untuk
mengetahui adanya tanda dislipidemia harus dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya
harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh
dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education Program,
Adult Panel Treatment III), yang antara lain menetapkan bahwa :
- Total
Kolesterol :
Nilai Normal < 200 mg/dl
Perbatasan tinggi 200 – 239 mg/dl
Tinggi > 240 mg/dl - LDL
Kolesterol :
Optimal < 100 mg/dl
Mendekati optimal 100 – 129 mg/dl
Perbatasan tinggi 130 – 159 mg/dl
Tinggi 160 – 189 mg/dl
Sangat tinggi > 190 mg/dl - HDL
Kolesterol :
Rendah < 40 mg/dl
Tinggi 60 mg/dl - Trigliserida
Normal < 150 mg/dl
Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl
Tinggi 200 – 499 mg/dl
Sangat tinggi > 499 mg/dl
- Pengobatan,
Perawatan dan Pencegahan
Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan pemakaian obat-obatan
atau non farmakologi tanpa menggunakan obat-obatan. Penurunan kadar kolesterol
dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara :
Terapi diet
Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi
makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering
keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk menilai
asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya
membutuhkan bantuan ahli gizi. Penilaian pola makan penting untuk menentukan
apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet tahap ke II.
Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu dan
kemudian setelah 3 bulan.
Latihan jasmani
Dari beberapa
penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL dan Apo
AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan meningkatkan
keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan berat badan.
Setiap melakukan latihan jasmani
perlu diikuti 3 tahap :
- Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit
- Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85
% dari denyut jantung maximal ( 220 – umur ) selama 20-30 menit .
- Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan
– lahan, selama 5-10 menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu
dengan lama latihan seperti diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/
minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik.
Farmakologi
Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan
bermacam-macam obat normolipidemia tergantung dari jenis dislipidemia yang kita
dapat. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada
obat obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan
juga diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut. Saat
ini didapat beberapa golongan obat :
- Golongan resin ( sequestrants )
- Asam nikotinat dan Acipimox
- Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor)
- Derivat Asam Fibrat
- Probutol
- Lain – lain
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Biodata
klien
Nama :
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
JK :
Status
pernikahan:
Alamat :
Tanggal
pengkajian:
2.
Keluhan
Utama Klien
3.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
4.
Riwayat
Kesehatan Dahulu
5.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
B. Diagnosa
1.
Perfusi
jaringan, kerusakan : perifer berhubungan dengan hambatan aliran darah vena
(trombosis) akibat penyumbatan darah karenan kolestrol.
2.
Penurunan
curah jantung b.d pre load dan after load jantung.
3.
Perfusi
jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan
aliran arteri dan vena
C. Intervensi
Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria Hasil
|
Rencana Keperawatan
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||
1.
|
Perfusi jaringan, kerusakan : perifer
berhubungan dengan hambatan aliran darah vena (trombosis) akibat penyumbatan
darah karenan kolestrol
|
·
Mempertahankan perfusi individu yang tepat
misalnya, kulit hangat /kering, adanya nadi perifer/kuat, tanda vital dalam
rentang normal.
·
Pasien menunjukkan perilaku yang mulai membaik
|
1.
Awasi tanda vital. Palpasi nadi perifer secara
rutin : evaluasi pengisian kapiler dan perubahan mental. Catat keseimbangan
cairan 24 jam
2.
Dorong latihan rentang gerak seiring untuk kaki
dan tumit
3.
Kaji tanda horman, kemerahan dan edema betis
Kolaborasi
1.
Berikan heparin sesuai indikasi
|
1. Indikator keadekuatan sirkulasi
2.
Merangsang sirkulasi pada ekstremitas bawah ;
menurunkan statis vena.
3.
Indikator pembentukan trombus tetapi tidak selalu
ada pada individu gemuk
1. dapat digunakan secara profilaksis
untuk menurunkan resiko pembentukan trombosis atau mengobati tromboemboli
|
2.
|
Penurunan curah jantung b.d pre load
dan after load jantung
|
kriteria hasil:
v Tanda
Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
v Dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
v Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
v Tidak ada penurunan kesadaran
v AGD dalam batas normal
v Tidak ada distensi vena leher
v Warna kulit normal
|
v Pantau TTV
v
Catat
adanya disritmia jantung
v
Catat
adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
v
Berikan
lingkungan yang aman dan nyaman
|
1.
Mengetahui perbandingan dari tekanan darah terkait
masalah vaskuler
2.
Untuk mengetahui efek dari vasokontriksi dan
kongesti vena jantung
3.
Dapat mengindikasikan gagal jantung
4.
Membantu menurunkan rangsang simpatis dan meningkatkan
relaksasi.
|
3.
|
Perfusi
jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan aliran arteri dan vena
|
kriteria hasil:
v Tekanan
systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
v CVP
dalam batas normal
v Nadi
perifer kuat dan simetris
v Tidak
ada oedem perifer dan asites
v Denyut
jantung, AGD, ejeksi fraksi dalam batas normal
v Bunyi
jantung abnormal tidak ada
v Nyeri
dada tidak ada
v Kelelahan
yang ekstrim tidak ada
v
Tidak
ada ortostatikhipertensi
|
v Monitor
nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor presipitasi)
v Auskultasi
suara jantung dan paru
v Monitor
peningkatan kelelahan dan kecemasan
|
1.
Pernafasan yang tidak adekuat dapat disebabkan
oleh nyeri dada.
2.
Mengetahui adanya kelainan pada irama jantung.
3.
Membantu dalam menentukan tindakan relaksasi
|
DAFTAR PUSTAKA
- Corwin, J. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. Jakarta : EGC.
- NANDA, Nursing Diagnosis:
Definition and classification 2005-2006. NANDA International Philadelphia
- Closkey and buckhek,
1996, Nursing Intervention Classification (NIC) second edotion by Mosby
Year Book, Inc. New York
- Mansjoer. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aeusculapius. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar